Sabtu, 25 April 2015

Lombok Day 1; Arrival, Sasak Village, Tanjung Aaan and Kuta Beaches

Its been a long time..really!

Sebenernya trip ke Lombok ini udah terjadi dari akhir Bulan April lalu, tapiii.. karena satu dan lain hal (baca: males), akhirnya cerita dari trip Lombok ini baru bisa ditulis sekarang.

My company, Wise Concetti, usually held the annual vacation on between April-May, aaand this year we chose Lombok after much consideration. At first we wanted to go to Bromo Mountain, but then the transportation might be little bit difficult and the place itself is not that accessible so we chose Lombok instead.

We decided to use Lion Air despite all the delay news and thankfully our flight went well. We took  Friday morning flight, and arrived in Lombok right before Friday prayer. Sebelum landing, tiba-tiba bapak pilotnya ngasih tau kalo kita bisa liat Gunung Agung di sebelah kanan. Sayangnya, gw duduk di jendela sebelah kiri, jadi tips aja nih buat yang mau ke Lombok, pilihlah window seat sebelah kanan. Tapi ternyata pemandangan di jendela sebelah kiri pun ga kalah oke nya, we got to see Rinjani Mountain and the three main Gili Islands on our window (walaupun agak jauh hihi).

Rinjani Mountain with three Gili
Welcome to Lombok!

Begitu sampe di Lombok, nunggu para lelaki shalat jumat di masjid terdekat, dan takjub karena di Lombok ini banyak sekali penduduk Muslimnya. Mungkin selama ini mikir, ah Lombok sama kayak Bali, ternyataaa salah besar. Hal ini salah satunya dikarenakan adanya kerajaan Islam pada zaman dulu kala. Beres shalat jumat, langsung isi perut karena laper banget hehe, sama pak supir sekaligus tur guide nya, Pak Udin, kita dibawa ke sebuah restoran yang letaknya tepat di pintu keluar Bandara Lombok. Restoran ini tampak rame banget apalagi pas jam makan siang, dan terlihat kalo semua tur guide pasti bawa tamu-tamunya ke restoran ini, selain karena tempatnya yang super strategis, tapi juga karena restoran ini menjual makanan khas kota Lombok yaitu.. Nasi Balap Puyung. 

Nasi Balap Puyung di RM Cahaya

Sebenernya sih Nasi Balap Puyung terlihat biasa aja penampakannya, sama kayak nasi campur lainnya. Nasi ini berisi nasi putih, ayam kampung goreng, ayam suwir yang agak pedas, tumis buncis, dan kering kentang. Tapiii ternyata rasanya enak banget, apalagi dimakan sama nasi panas dan sambel lomboknya. Bumbu ayam kampung goreng nya kerasa banget, dan favoritku justru ayam suwir pedesnya, ada ati dan ampela nya juga, kering kentang dan buncisnya juga super enaak. Pokoknya memuaskan deh makanan Lombok ini, bikin pengen makan ini terus, andai aja ada di Jakarta..

Beres makan, kita langsung ke destinasi selanjutnya. Jadi kita dibawa ke toko pengrajin tenun gitu, yang menurut gw pribadi sih overpriced, mungkin karena kita bisa ngeliat proses penenunan nya kali yah, tapi tetep aja super awkward begitu nanya tas kecil aja harganya 200 ribu huhu. Akhirnya gw dan teman-teman pun menyingkir pelan-pelan keluar, dan berakhir foto-foto di depan rumah adat Suku Sasak.

Ibu penenun 



Selanjutnya kami langsung menuju Sasak Village, di sini kita bisa melihat rumah tradisional dari Suku Sasak. Kata bapak tur guidenya, sampe sekarang masih ada sekitar 100 rumah adat yang ditempati sekitar 600 penduduk. Fun fact, Suku Sasak hanya menikah dengan sesama Suku Sasak yang bisa dikatakan masih keluarga jauh mereka dan sampai sejauh ini masih mempertahankan tradisi tersebut. Jadi, belum ada penduduk Suku Sasak yang menikah dengan penduduk di luar suku tersebut.







Puas muter-muter Sasak Village, dan gak lupa beli beberapa hasil tenun nya, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Tanjung Aan. Tapi sayangnya, akses menuju pantai ini jalannya kecil dan rusak, padahal bisa dibilang pantainya bagus, tapi sarana dan prasarana dari pemerintahnya kurang memadai. Hal ini juga dibenarkan oleh Pak Udin, pantai ini sepi sekali, waktu itu hanya ada satu wisatawan asing. Sesampainya kami di sana, kami langsung dikelilingi oleh anak-anak kecil yang menjual berbagai souvenir khas pantai, seperti gelang-gelang dan kaos. Sayangnya, mereka menjual dengan sedikit memaksa. Kasihan juga sih, dengan keadaan pantai yang super sepi, mereka juga pasti tidak mendapatkan pemasukkan yang cukup.




Selanjutnya kami menuju Pantai Kuta Lombok, nah kalau pantai ini sangat ramai, banyak penduduk sekitar yang nongkrong-nongkrong dan sekedar foto-foto haha. Main attraction dari pantai ini adalah tulisan Kuta Lombok nya yang sama kayak di Pantai Losari Makassar. Sayangnya, penjual souvenir di pantai ini pun terkesan memaksa kami untuk membeli, ujung-ujungnya malah minta duit huhu aduh miris sekali.




Sasak Village, Pantai Tanjung Aan dan Kuta Lombok ini terletak di bagian selatan Pulau Lombok, selanjutnya kami akan menuju Hotel yang berada di daerah Senggigi, kalau di peta sih terletak di bagian utara Pulau Lombok. Jadi bisa dibayangkan kami menempuh kurang lebih 3 jam perjalanan dari Lombok Selatan ke daerah Senggigi. Lombok Selatan itu bisa dibilang sepi penduduknya, apalagi menjelang Maghrib, tanda-tanda keramaian baru terlihat saat kami memasuki Kota Mataram, lalu kami mampir sebentar untuk makan malam.. ayam taliwang! yay!

Ayam Taliwang, Ikan Bakar, lengkap dengan Plecing Kangkung.
Perut kenyang, kami pun melanjutkan perjalanan kurang lebih 45 menit ke Hotel Holiday Resort di daerah Sengigi. Beda daerah, beda juga tipe keramaiannya. Kalau Kota Mataram ramai selayaknya ibukota provinsi dan kota pemerintahan, maka daerah Sengigi dipenuhi oleh club, money changer, restoran, dan segala fasilitas yang dikhususkan untuk wisatawan baik dalam dan luar negeri. Jadi daerah ini memang sangatlah lively. Sekitar jam 9 malam, kami akhirnya berhasil check-in di hotel, lurusin kaki, dan siap-siap tidur. Satu hari ini cukup melelahkan, dan ga sabar besok mau full day trip ke Gili Island! woohoo! 

Boa noite a todos!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar